Kamis, 15 Oktober 2015

TEKNIK ANIMASI



NAMA :MISKE AGUSTIN
NIM :1304743
DURASI :DETIK
TEMA :BERMAIN SEPEDA SAAT MATAHATI TERBIT


1. Pada layer 1,  diframe 1 buat buat lingkaran pada stage dan beri warna lingkaran warna kuning.
 

2. seleksi gambar matahari, kemudian convert to simbol, beri nama movienya matahari.
 



3.  lalu pada panel filter pilih glow dan atur blurnya.
 
4. pilih blur pada filter dan atur blurnya
 
5. klik 2 kali pada lingkaran matahari
 




6. Klik kanan insert keyframe pada durasi 150.
 
7. Lalu kembali ke frame 1 dan pada durasi awal, klik kanan pada timeline pilih create motion tween.
 
8. Lalu pada durasi ke 150, geser matahari dari bawah keatas stek.
 
 

9. Lalu beri panel action stop pada durasi ke 150 tersebut.
10. Layer 2. Buat gambar gambar bukit didurasi awal dan insert key frame pada durasi ke 150.
 

11. Layer 3 buat gambar awan 3 buah pada durasi awal kemudian insert key frame pada durasi ke 150.
 






12. Lalu insert key frame didurasi ke 60. Dan geser gambar awan kekanan.pada durasi awal pilih create motion tween.
 
13. Lalu insert key frame lagi didurasi 150, geser gmbar kekiri, lalu pada durasi ke 60 klik kanan create motion tween.
 

14. Pada layer ke 4 buat gambar pohon besar. Insert key frame pada durasi ke 150.

 



15. Pada layer 5 buat gambar pohon kecil 2 buah buah, insert key frame pada durasi ke 150.
 
16. Pada layer enam, bikin gambar tanah disekitar bawa pohon.
17. Pada layer 7 , buat gambar hello kitty lagi main sepeda. Dan key frame pada durasi 2 sampai 7.lalu buat animnasi motion tween pada durasi 8 sampai 15.insert key frame lagi sebanyaka 4 kali pada masing-masing durasi 16 sampai 20. Lalu buat animasi motion tweennya dari durasi 21 ke 35. Setelah itu insert key frame sampai pada durasi 48.
 

18. Pada layer 8. Buat simbol baru dengan cara klik insert, lalu pilih insert new simbol¸beri namanya dengan nyamuk lalu oke.
Setelah itu buat gambar nyamuk, dan atur ukuran masing-masing sayapnya lalu insert key  pada durasi 2,3,4 dan 5.
Setelah itu keluar dari editor, lalu insert keyframe pada durasi ke 150. Lalu geser gambar nyamuk kekiri dan pada durasi awal klik kanan, buat create motion tween.
19. Pada layer 10. Buat simbol baru dengan cara klik insert, lalu pilih insert new simbol¸beri namanya dengan nyamuk lalu oke.
Setelah itu buat gambar nyamuk, dan atur ukuran masing-masing sayapnya lalu insert key frame pada durasi 2,3,4 dan 5.
Setelah itu keluar dari editor, lalu insert keyframe pada durasi ke 150. Lalu geser gambar nyamuk kekiri dan pada durasi awal klik kanan, buat create motion tween.
20. Lalu terakhir, tekan Ctrl Enter.lihat hasilnya.



Rabu, 25 Desember 2013

PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA

PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA


A.   RADIO PENDIDIKAN
         1.         Pengertian Radio Pendidikan
            Radio menurut ensiklopedia Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frekuensi kurang dari 300 GHz. Sedangkan istilah “Radio Siaran” atau “Siaran Radio” yaitu berasal dari “Radio broadcast” (Inggris) atau “Radio Omreop” (Belanda) artinya yaitu penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.
            Radio pendidikan adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran melalui CD Audio atau disiarkan melalui station pemancar radio (Sri Wahyuni:2008). Sedangkan pengertian penyiaran radio menurut Undang- undang No.32/2002 yaitu Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

         2.         Latar Belakang
            Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan- perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk social. Bagi sebagian orang membaca buku merupakan hal yang membosankan. Banyak orang yang mencari cara belajar tanpa harus sering membuka buku. Makanya muncullah banyak cara atau metode belajar yang asyik. Salah satunya dengan mendengarkan radio.
            Media radio adalah salah satu media yang dapat meningkatkan mutu belajar mengajar dikelas maupun di luar kelas. Indonesia memiliki banyak penduduk dan kaya akan kekayaan alam, namun dalam segi pendidikan Indonesia cenderung kekurangan dibanding dengan Negara lain. Permasalahan pendidikan nasional meliputi kesempatan memperoleh pendidikan yang belum merata, kualitas relevansi pendidikan yang masih rendah, serta lemahnya manajemen pendidikan. Dengan potensi radio yang dapat menjangkau kalangan dan daerah manapun, radio sangat cocok untuk dijadikan media dalam pendidikan. Baik pendidikan formal maupun non formal.
            Adanya media radio pendidikan merupakan perkembangan baru yang memberi nuansa positif dalam penyebar luasan informasi pendidikan. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang program pendidikan akan meningkatkan kemauan masyarakat untuk terlibat dalam mensukseskan program-program pendidikan yang dicanangkan pemerintah. Secara sederhana dapat kita sadari bahwa program siaran pendidikan dari media radio akan memberi pembelajaran kepada masyarakat pendengar yang akhirnya akan meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat.
         3.         Karakteristik Radio
Adapun karakteristik radio adalah sebagai berikut (Effendi, 1993 : 139) :
  1. Radio siaran bersifat langsung
Makna langsung sebagai sifat radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit.
  1. Radio siaran menembus jarak dan rintangan
Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan seorang penyiar atau orator, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tiada pula jarak ruang, seberapapun jauhnya sasaran yang dituju radio dapat mencapainya. Daerah-daerah yang terbatas oleh gunung, lembah, padang pasir, ataupun samudra sekalipun tidak menjadi suatu halangan bagi siaran radio. Suatu pesan yang disiarkan dari suatu tempat di suatu negara dapat disampaikan secara seketika di tempat lain, Negara lain dan benua lain.
  1. Radio siaran mengandung daya tarik
Sebelum pesawat televisi muncul sebagai pelengkap rumah tangga, sekitar tahun limapuluh-an, pada waktu itu hanya terdapat dua jenis media massa yaitu surat kabar atau majalah dan radio. Radio mempunyai unsur daya tarik tersendiri karena ada tiga hal yang menyebabkannya demikian, antara lain :
·         Kata-kata lisan (spoken words)
·         Musik (music)
·         Efek suara (sound efek)
            Berkaitan dengan ketiga hal diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kata-kata lisan dapat membangun efek theatre of mind. Radio hanya menempilkan suara, bisa menumbuhkan akibat lain bagi pendengarnya, yaitu imajinasi. Imajinasi yang biasanya muncul di benak pendengar adalah permainan sound effect yang bisa menciptakan suasana visual pendengarnya. Selain itu pengaturan musik pada siaran radio diharapkan dapat lebih memikat pendengarnya mengingat radio adalah media selintas dengar maka penyampaian informasinya harus banyak menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siapapun yang mendengarnya. Bahkan penggunaan bahasa ilmiah harus segera diikuti bahasa awam.
            Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan, kalaupun ada lambang-lambang nonverbal yang digunakan jumlahnya sangat minim, misalnya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk bunyi telegraf atau bunyi salah satu alat musik. Dengan dihiasi musik dan didukung dengan efek suara yang menarik maka kemasan acara yang disajikan oleh radio menjadi lebih menarik dan radio terkesan menjadi lebih hidup.




            Menurut Dodi Mawardi, dalam situsnya (http://dodimawardi.wordpress.com) ada sembilan karakteristik media radio yaitu :
·         Theater of Mind (Media radio memiliki kemampuan untuk mengembangkan imajinasi pendengar).
·         Personal (Media radio mampu menyentuh pribadi pendengar).
·         Sound Only (Media radio hanya menggunakan suara dalam menyajikan informasinya).
·         At Once (Media radio dapat diakses cepat dan seketika).
·         Heard Once (Media radio di dengar secara sepintas).
·         Secondary Medium Half Ears Media (Media radio bisa menjadi teman dalam beraktifitas).
·         Mobile / Portable (Media radio mudah dibawa kemana saja).
·         Local (Media radio bersifat lokal, hanya di daerah yang ada frekuensinya).
·         Linear (Media radio tersusun secara sistematis).


         4.         Kelebihan dan Kelemahan Radio
            Kelebihan radio menurut Munthe (1996 : 12), yaitu :
a.       Lambang komunikasi radio bersifat auditif
Karenanya radio tidak menuntut pasarnya untuk memiliki kemampuan membaca, tidaknmenuntut kemampuan melihat, melainkan sekedar kemampuan mendengar.
b.      Radio mempunyai kemampuan daya tangkap yang tinggi, meskipun pesawatnya berukuran kecil, serta harganya relatif murah. Sehingga orang dapat membawanya kemana-mana, mendengarnya dimana-mana. Jadi siapa saja, kapan saja, dimana saja, mengenai apa saja, orang bisa mendengarkan acara siaran radio. Karenanya pemakaian radio telah memasyarakat, mulai dari kalangan paling bawah hingga kalangan tingkat atas.
c.       Penggunaan radio amat praktis, hanya tinggal memutar tuning pengubah gelombang dan mencari siaran yang memenuhi seleranya.
d.      Ketika mendengarkan radio, seseorang dapat sambil mengerjakan aktivitas lainnya.
e.       Radio memiliki kelebihan dalam kecepatan menyampaikan pesan dibanding media massa lain seperti Televisi, Surat Kabar. Pesan yang disampaikan melalui radio akan sampai ke pendengar sesaat setelah diudarakan, secara serentak pada waktu bersamaan diberbagai penjuru.

            Media radio juga mempunyai beberapa kelemahan yang harus diperhatikan agar media ini semakin perfect. Kelemahan tersebut antara lain:
a.       Karena sifatnya yang auditif, dalam penggunaan media ini harus benar-benar konsentrasi khususnya indera pendengaran kita karena hanya sekilas saja, tidak ada siaran ulang.
b.      Media ini belum mampu untuk menyajikan hal-hal yang sifatnya kompleks seperti rumus-rumus matematika, fisika, dan kimia sehingga kurang efektif jika diterapkan pada materi yang sifatnya berhitung.
c.       Materi yang disajikan kurang mendalam.
Radio sangat sukar menyiarkan acara-acara yang banyak ragamnya. Hal ini terjadi karena alat pendengaran manusia lebih rendah daya tangkapnya daripada alat penglihatan.
d.      Tidak dapat diterapkan pada audience yang mengalami gangguan dengan pendengaran, karena radio membutuhkan konsentrasi yang cukup pada indera pendengar.

SIARAN RADIO PENDIDIKAN UNTUK PENATARAN GURU SD
            Usaha meningkatkan mutu dan memeratakan kesempatan belajar telah dilaksanakan program penataran guru SD/MI dan Pembina SD sebanyak lebih kurang 400.000 orang mulai tahun 1976. Penataran tersebut dilaksanakan oleh Proyek Pembinaan Pendidikan Dasar (P3D). Sistem penataran yang dipakai adalah dengan menggunakan tim mobil (sebanyak 120 tim @ 8 orang) yang bergerak di 17 propinsi yang keadaan daerah dan transportasinya memungkinkan sampai meliputi 2200 SD Center. Sedang pada 9 propinsi yang lain hanya sampai di kabupaten, mengingat keadaan daerah dan transportasi yang sulit. Penataran pada SD Center dilangsungkan tiga kali dalam setahun, masing-masing empat hari lamanya. Sedangkan penataran pada tempat lain berlangsung sekali dalam setahun selama 15 hari. Tiap guru hanya akan mendapat program penataran sekali (3 x 4 hari atau 1 x 15 hari) selama jangka waktu proyek.
            Dalam pelaksanaan program P3D, telah dirasakan perlu adanya komunikasi terus-menerus antara Penatar Keliling dengan SD Center dan SD lain di sekitarnya, serta dengan pembina wilayah, komunikasi ini diperlukan untuk membina dan memantapkan hasilhasil penataran. Untuk hal ini, diperlukan siaran radio sebagai alat komunikasi dan menjaga kontinuitas pelatihan, sebab proses penataran yang dilakukan oleh setiap mobile team untuk masingmasing SD Center dari 25 SD Center yang menjadi tanggung jawabnya hanya 12 hari pelatihan (3 kali pelatihan @ 4 hari) selama setahun dengan interval waktu lebih kurang tiga bulan.
            Oleh karena itu, siaran radio dapat digunakan sebagai media komunikasi untuk menguraikan persoalan-persoalan umum yang dijumpai dan berguna untuk mencapai tujuan program P3D itu sendiri. Persoalan dimaksud antara lain bahan-bahan penataran, prosedur penyampaiannya, dan persoalan-persolaan yang perlu diketahui oleh semua pihak yang terlibat dalam waktu cepat.
            Selain hal-hal yang telah disebutkan, masalah utama yang dihadapi oleh Tim Penatar Keliling (TPK) dari P3D adalah terbatasnya waktu dan luasnya materi penataran sehingga tidak semua mata pelajaran dapat disampaikan pada waktu tatap muka. Besarnya jumlah guru yang akan ditatar, karakteristik geografis yang terdiri dari kepulauan dan daerah pedalaman yang sulit dijangkau dengan transportasi biasa, dan keterbatasan waktu tatap muka yang hanya dua minggu, tidak menjamin kontinuitas hasil penataran.

Tujuan dan Sasaran Siaran Radio Pendidikan
            Secara umum, tujuan penataran guru SD melalui siaran radio pendidikan adalah untuk menunjang pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dengan mengintegrasikan penerapan media dan teknologi komunikasi secara terencana dan terarah sebagai suatu sub sistem dalam pendidikan dasar.
Secara khusus, siaran radio untuk penataran guru SD dimaksudkan untuk:
·         Meningkatkan mutu pengetahuan dan kemampuan profesional guru dan calon guru SD
·         Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan
·         Memperkaya sumber belajar
·         Membantu terciptanya prinsip belajar seumur hidup dan masyarakat gemar belajar.

            Sasaran program ini adalah guru SD terutama yang berada di daerah terpencil di sebelas propinsi, yaitu Irian Jaya, Maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan termasuk dua propinsi daerah eksperimen yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Strategi Siaran pendidikan
            Materi penataran disajikan melalui media radio yang disiarkan oleh RRI daerah, Radio Pemerintah Daerah (RPD), dan Radio Swasta Niaga (RSN) setiap pagi hari dan sore harinya siaran ulang, selama enam hari dalam seminggu. Sementara setiap minggu disiarkan program lokal yang berisi jawaban-jawaban umpan balik dari para guru. Di setiap SD, dibentuk kelompok belajar (pendengar) yang terdiri dari guru-guru SD atau kelompok yang lebih besar dari SD yang berdekatan. Kelompok belajar ini diketuai oleh kepala sekolah. Seorang sekretaris yang dipilih dari anggota kelompok belajar. Selain media radio, anggota kelompok belajar dilengkapi dengan buku petunjuk pemanfaatan yang berisi bagaimana belajar melalui radio, persiapan yang perlu dilakukan sebelum mendengarkan siaran, kegiatan selama mendengarkan, serta tugas yang harus dilaksanakan setelah
mendengarkan siaran.
            Dengan keterbatasan durasi siaran yang hanya sekitar 20 menit siaran per topik maka para guru diberikan buku Bahan Penyerta (BP) siaran. BP tersebut berisi judul program yang
disiarkan, tujuan umum dan khusus, serta ringkasan dari materi penataran. Agar para guru tidak mengalami kesulitan pada saat mendengarkan siaran, pada BP disajikan arti dari kata sulit, tugas setelah mendengarkan siaran, serta buku sumber. Pada sore harinya guru dapat mendengarkan siaran ulang secara individual di rumah masing-masing.


B.   TELEVISI EDUKASI

         1.         Latar Belakang
            Indonesia merupakan sebuah negara yang luas. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau. Di pulau - pulau inilah tersimpan potensi sumber daya manusia yang diperlukan bagi kemajuan bangsa. Oleh karena itu perlulah di buat sebuah pendidikan yang layak. Untuk itu dibangun berbagai sarana dan diadakan berbagai buku agar seluruh rakyat dapat menikmati pendidikan. Namun karena wilayah yang begitu luas maka proses pembangunan berjalan dengan lambat, salah satu cara yang dapat digunakan yaitu memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.
            Maka dengan itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (pada waktu itu) menugaskan kepada Pustekkom sebagai unit khusus yang menangani pendayagunaan teknologi pendidikan untuk melakukan persiapan-persiapan ke arah pemanfaatan media televisi guna mendukung peningkatan dan pemerataan pendidikan. Maka sejak tahun 1978 Pustekkom melaksanakan pengembangan dan produksi program-program media televisi pendidikan. Hingga tahun 2007 program televisi yang telah diproduksi mencapai jumlah 5.163 judul.
            Untuk merealisasikan siaran televisi pendidikan, pada tahun 1980-an Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran program televisi pendidikan dengan TVRI. Program yang disiarkan sangat popular saat itu, yaitu serial Aku Cinta Indonesia (ACI). Namun kerjasama tersebut tidak dapat berlanjut karena adanya perbedaan-perbedaan dalam aspek kebijakan dan teknis.
            Pada tahun 1990-1995, Pustekkom melakukan kerjasama di bidang penyiaran dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu sebuah televisi swasta yang pada awalnya dirancang sebagai televisi yang mengemban misi pendidikan. Meskipun kerjasama ini cukup berhasil, namun harus berakhir karena pihak TPI telah mengubah kebijakan menjadi sebuah stasiun televisi komersial.
            Untuk keperluan koordinasi dalam manajemen pendidikan antara pusat dengan Dinas Provinsi (waktu itu kanwil), maka pada tahun 1994-1995 diadakan teleconverence antara Menteri Pendidikan Nasional dengan seluruh Dinas Pendidikan Provinsi di Indonesia. Bahkan pada 2 Mei 1994 dalam rangka hari Pendidikan Nasional diadakan teleconverence antara Wakil Presiden (Tri Sutrisno) di Yogyakarta dengan 4 Dinas Pendidikan. Pada tahun 1996 - 1998 Pustekkom juga pernah bekerjasama dengan Cakra-warta (Indovision) menyiarkan siaran pendidikan di Quick Channel.
            Menyadari begitu pentingnya siaran televisi pendidikan bagi bangsa Indonesia, sesuai amanat UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tahun 2003, Depdiknas (Pustekkom) mulai melakukan persiapan untuk mempunyai stasiun televisi yang khusus menyiarkan pendidikan, dan pada tanggal 12 Oktober 2004, Mendiknas, Malik Fajar meresmikan Stasiun Televisi Pendidikan yang diberi nama Televisi Edukasi (TVE).

         2.         Pengertian TV Edukasi
            Televisi Edukasi (TVE) adalah stasiun TV yang mengkhususkan diri pada siaran pendidikan.
            TV edukasi adalah salah satu stasiun televisi yang dimiliki oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) Departemen Pendidikan Nasional. Siaran televisi pendidikan dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia dan telah disiarkan oleh TVE, TVRI dan televisi swasta lainnya. Penyelenggaraan siaran televisi pendidikan merupakan salah satu strategi untuk memperbaiki kondisi dunia pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
            Sejalan dengan hal di atas Pustekkom pada tahun 2004 sampai dengan 2005 telah merintis lokasi pemanfaatan siaran di 260 lokasi yang meliputi SMP, termasuk SMP terbuka dan SMA Terbuka. Pada tahun 2006 Depdiknas juga telah membagikan perangkat penerima siaran Televisi Edukasi kepada 28.376 SMP/MTs di Indonesia yang berada di Kabupaten pada 33 propinsi. Sedangkan pada akhir tahun 2007 Pustekkom Depdiknas telah membagikan ke SMP/MTs di kota seluruh Indonesia televisi, DVD player, parabola dan genset (bagi daerah terpencil) untuk memanfaatkan siaran TVE.

         3.         Karakteristik TVE
Televisi Edukasi memiliki beberapa karakteristik, antara lain yaitu :
1.      Memiliki sifat masal
2.      Penyajian materi pelajaran lebih jelas dan menarik, karena adanya kombinasi teknologi audio dan visual.
3.      Memberikan layanan pendidikan untuk semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan.
4.      Media pembelajaran yang by desaign (berbasis kurikulum).
5.      Penyajian program dikemas secara menyenangkan, santun, dan mencerdaskan.
6.      Dapat diakses melalui satelit (parabola).

         4.         Tujuan TVE
·         Memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional.
·         TVE diharapkan akan mampu memberikan layanan pendidikan khusus bagi para siswa pendidikan dasar (TK-PT), terutama di daerah-daerah pinggiran dan terpencil yang tidak mampu dijangkau oleh layanan pendidikan secara konvensional.
·         untuk menunjang program penuntasan wajib belajar.

         5.         Manfaat TVE
Manfaat TVE yaitu :
1.      Menunjang program penuntasan wajib belajar.
2.      Memberikan layanan pendidikan terutama di daerah terpencil.
3.      Mengatasi perbedaan kealitas tenaga pengajar.
4.      Menyediakan bahan ajar bermutu.
5.      Memotivasi siswa dalam belajar.

         6.         Pemanfaatan TVE
      Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
a.       Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung).
            Dimana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelay siaran dari TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TVE yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris untuk peserta didik SMP dan MTs.
b.      Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan.
Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat melaksanakan tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun dalam bentuk kelompok kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan format laporan hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya. Guru juga menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara penyajiannya di kelas. Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik yang belum mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi, memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan membuat rangkuman/kesimpulan. Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan peserta didik.
c.       Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong.
Apabila guru berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru piket atau guru serumpun dapat mengisi jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE. Intinya adalah bahwa peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya. Guru piket atau guru serumpun tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti (guru piket atau guru serumpun) dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.

         7.         Program Siaran Televisi Edukasi
Jenis-jenis materi siaran televisi edukasi yaitu :
a.       Formal
·         TK, siarannya : Pengetahuan, Moral (Story Telling)
·         SD, siarannya : Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PPKN.
·         SMP, siarannya : Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Penjas, Geografi, Fisika, Biologi, dan Seni.
·         SMA, siarannya : Biologi, Kimia, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris.
b.      Nonformal
Siaran nonformal yaitu untuk Paket B, paket C, dan keterampilan atau kursus.
c.       Informal
Siaran informal berupa pentas dongeng, Lensa Siswa (Lensis), Ungkapan Budaya, Dokumentasi, Sinema Elektronik (sinetron), Fisika itu asyik, dan lain-lain.
d.      Informasi Pendidikan
Siarannya berupa Straigh News, Featur, dan lain-lain.

Jadwal siaran TVE :
a.       TVE saluran 1
·         Parabola :        Senin s/d Sabtu 24 jam
                        Minggu dan hari libur
                        05.00 - 17.00 WIB
·         TVRI   :           Senin s/d Jumat
                                    07.00 – 08.00 WIB dan 14.00 – 15.00 WIB
·         TV Lokal :       sesuai jadwal TV lokal
·         TV kabel :       24 jam
b.      TVE saluran 2
·         Parabola :        Senin s/d Sabtu, 12.00 – 20.00 WIB
                        Minggu dan hari libur, 12.00 – 17.00 WIB
·         TV Kabel :      8 jam